Sangkar Burung

Pelajaran 3, Kuartal ke-3, 9-15 Juli 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 9 Juli

Ayat Hafalan:

“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.” – 1 Petrus 1:6


Sekolah Allah tidak mengajarkan dari hanya buku pelajarannya saja, tidak hanya dalam ruangan kelas sekolahnya saja, ia mengajarkan pelajaran-pelajarannya saja secara praktek sama seperti pelajaran-pelajaran teori. Pelajaran-pelajaran praktek, tentu, kebanyakan orang tidak menyukainya, maka banyak yang tidak mau mengambil latihan-latihan praktek itu walaupun dengan diberi hadiah. Marilah kita mengambil Yusuf sebagai contoh. Setelah ia menyelesaikan pekerjaan di dalam kelas, maka ia diberi petunjuk ke dalam pekerjaan praktek. Latihannya mungkin yang terberat sebab jabatannya tidak akan hanya menjadi salah satu yang terbesar tetapi juga tidak ada tandingannya. Di samping itu, mata pelajarannya juga meliputi belajar sesuatu bahasa asing dan kasih terhadap semua musuhnya. Ia harus belajar melalui pengalaman bahwa jika seseorang berbakti kepada Allah dengan setia, maka apapun juga yang menimpanya dalam hidupnya ia harus mengetahui bahwa itu hanyalah merupakan suatu karunia dari Allah, dan bahwa ia harus melakukan yang terbaik.

Pertama-tama ia telah dijual oleh saudara-saudaranya sendiri, dan kemudian dijual lagi oleh para pedagang budak. Ia dapat saja membuat dirinya sakit karena susah dan takut. Kalau saja ia demikian itu tunduk kepada perasaan emosinya, maka para pedagang itu sudah akan membuangnya di tengah jalan dalam perjalanan mereka menuju Mesir, karena mereka sudah akan mengetahui bahwa orang sakit hanya akan menjadi beban biaya bagi mereka, sehingga mereka tak akan dapat menjualnya dengan harga berapapun juga kepada siapapun. Sungguhpun demikian, Yusuf, tetap berlaku dengan amat baik, ia tahu bahwa Allah mengetahui semua tentang keadaannya. Orang-orang keturunan Ismael itupun, melihat bahwa mereka telah memiliki bukan seorang budak yang biasa. Mereka sadar bahwa ia dapat dijual dengan suatu harga yang tinggi kepada orang-orang yang mempunyai uang. Demikianlah, mereka telah membawanya kepada Potifar, orang kaya Mesir. Di sanalah Yusuf telah belajar bagaimana melaksanakan perintah, bagaimana mengawasi barang-barang kepunyaan orang lain, dan juga bagaimana menjauhkan diri dari bujukan wanita-wanita perayu.

Setelah ia tamat dari rumah Potifar ia mengambil suatu kursus di balik jeruji-jeruji penjara. Di sana di tengah-tengah pemimpi-pemimpi ia belajar bagaimana menterjemahkan arti mimpi-mimpi itu. Pada akhir dari latihannya ini ia diperlengkapi untuk memerintah Mesir dan untuk memberi makan kepada seluruh dunia.

Minggu - 10 Juli

Ke Tanah Perjanjian melalui Jalan Buntu

Keluaran 14

Apa pelajaran yang didapat orang-orang Israel dari pengalaman ini?

Walaupun begitu, hendaklah kita tidak lupa, bahwa bani Israel itu telah meninggalkan Mesir dengan semangat yang besar dan harapan-harapan yang tinggi. Tetapi apabila mereka menyaksikan Laut Merah jauh di depannya, dan tentara Firaun yang di belakangnya, maka mereka dipenuhi dengan ketakutan yang luar biasa. Mereka mendapatkan dirinya terjerat, walaupun mereka telah sampai pada tepi kelepasan ajaibnya yang lain lagi. Kemudian mereka berbalik kepada Musa lalu menuduhnya karena membawa mereka ke laut itu, karena secara pasti tidak mungkin lagi untuk melepaskan mereka dari musuh-musuhnya.

Memandang akan situasi itu secara manusia, mereka telah berada dalam keadaan yang genting. Dalam saat-saat itu mereka lupa akan kelepasan mereka yang begitu ajaib dari belenggu penguasa-penguasa Firaun dan mata mereka tertutup terhadap keajaiban tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari yang telah memimpin mereka sepanjang perjalannya. Sementara mereka memandang akan hal itu, maka terbukti melawan kemampuan Musa untuk membawa mereka dengan selamat merajalela dimana-mana. Sejauh itu yang menyangkut mereka, maka keseluruhan usaha itu tampaknya akan bernasib gagal. Harapan-harapan mereka untuk maju ke depan atau pun untuk kembali mundur telah lepas dari mereka, dan semuanya dikarenakan, mereka memikirkan Musa, bukan Allah, sebagai pelepas mereka! Betapa piciknya, betapa tidak menentu nya, betapa keragu-raguan nya, dan betapa pelupanya manusia itu! Pengalaman di dalam pekerjaan Injil telah mengajarkan kepada saya, bahwa umat Allah di waktu ini pun mempunyai penggoda yang sama yang harus dilawan, dan pencobaan-pencobaan yang sama yang harus dikalahkan, jika mereka hendak menerima meterai Allah itu.

Alangkah besar bedanya kalau saja pada waktu itu Israel percaya bahwa hanya Allah, dan bukan Musa, sebagai pemimpin mereka, sehingga apa yang tampak kepadanya berupa jerat yang mematikan itu, akan sesungguhnya merupakan pintu pengharapan baginya. Kiranya pengalaman mereka itu dapat mengajarkan kepada kita untuk selalu ingat bahwa Allah sedang memimpin kita sepenuhnya, atau Ia tidak memimpin sama sekali, bahwa segala jalan-Nya bukanlah jalan kita, dan bahwa apa yang mungkin muncul merupakan penghalang kita yang terbesar, mungkin sekali akan berbalik menjadi berkat kita yang terbesar.

Senin - 11 Juli

Air Pahit

Keluaran 15:22-27; 17:1-7

Di Rafidim, pertanyaan apakah yang ditanyakan oleh orang Israel?

Setelah Israel menyeberangi laut itu, dan setelah laut menenggelamkan musuh-musuh mereka, maka mereka semua bernyanyi dan memuliakan Allah, tetapi meskipun bala tentara Firaun dan laut tidak lagi menjadi objek yang ditakuti melainkan objek yang menarik, cobaan-cobaan, keragu-raguan, dan ketakutan mereka belum juga berakhir. Hampir segera setelah mereka melihat laut itu di belakang dan padang gurun didepan, mulailah mereka menuduh Musa karena telah membawa mereka ke padang gurun untuk kelaparan disana karena kekurangan air dan makanan. Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa jika Allah dapat mengeringkan laut, Ia pasti dapat membanjiri padang gurun dan membuatnya mekar seperti bunga mawar. Sekalipun ada keraguan dan persungutan mereka, Allah kembali melakukan keajaiban yang lebih besar: Ia membuat air memancar keluar dari batu dan Ia menurunkan manna dari Surga!

Zaman ini seperti pada zaman Musa, banyak yang sedang meniru dosa-dosa orang-orang itu: Ada yang penuh berapi-api pada suatu hari, dan menjadi es pada hari berikutnya. Yang lainnya memuji-muji Allah dengan suara mereka yang paling keras saat kapal mereka berlayar dengan tenang, tetapi ketika laut bergelora dan ombak mulai menghantam mereka, maka mereka hanya melihat kepada seorang yang ada di belakang kemudi dan bukannya mengharapkan Allah untuk menenangkan laut, sehingga mereka malahan bergegas-gegas untuk melompat. Yang lain lagi terus-menerus berusaha untuk mempromosikan dirinya sendiri dengan terus-menerus mencari-cari kesalahan terhadap orang-orang yang memikul beban muatan itu. Demikianlah, pasti ada di antara kita pada zaman ini – contoh saingan orang yang ragu-ragu, yang bersungut-sungut, yang mencari kedudukan, dan yang mencari-cari kesalahan, mengakui satu kebenaran penting pada suatu hari dan melupakannya keesokan harinya – namun berharap untuk dimeteraikan dengan meterai Allah dan berdiri bersama Anak Domba di atas Gunung Sion!

Selasa - 12 Juli

Pertentangan Besar di Padang Gurun

Lukas 4:1-13

Apa pelajaran yang dapat anda pelajari dari hikayat ini mengenai bagaimana cara mengatasi pencobaan dan tidak tunduk kepada dosa?

Di sinilah teladan bagi kita. Sesudah baptisan dengan air, cobaan-cobaan dan kemenangan-kemenangan akan menjadi juga bagian kita. Saudara lihat, Yesus, menantang Iblis dengan sebuah “Demikianlah firman Tuhan”, dengan apa yang tertulis. Jika kita tidak dapat membuat diri kita sendiri tertarik kepada Alkitab seperti hal-Nya Dia sendiri begitu tertarik kepada-Nya, jika kita tidak mau mempelajari untuk mengetahui apa yang Ia ingin dari kita untuk berbuat, maka, bagaimanakah, dapat kita menghadapi berbagai cobaan kita lalu keluar dengan kemenangan? Adakah sesuatu keanehan bahwa banyak orang sesudah baptisan telah jatuh keluar dari perjalanan? Perkara yang utama yang dapat membuat mereka itu kuat dalam iman seperti mereka saksikan bagaimana Allah memberikan kepada mereka kemenangan yang gemilang, mereka tinggalkan, tidak mereka ketahui bahwa sesudah hujan deras dan angin, datang sinar matahari dan ketenangan. Ayub telah dicobai sampai kepada puncak batasnya, tetapi ia telah mencapai kemenangan, dan akhirnya ia menerima dua kali ganda untuk semua kerugiannya. Mengapakah kita tidak bisa?

Setelah memperoleh kemenangan atas pencobaan-Nya, maka Yesus tidak pernah lagi diganggu oleh Iblis. Ayub dan semua orang-orang besar umat Allah, melalui pengalaman juga terlepas dari Setan.

Oleh karena itu, pendirian kita melawan dosa harus pasti, tanpa sedikitpun ragu-ragu. Kita, juga, harus membiarkan Iblis mengetahui bahwa kita sungguh-sungguh berusaha, jika kita hendak mendapatkan perdamaian.

“Oleh sebab itu baiklah kita berhenti membicarakan prinsip-prinsip ajaran Kristus itu, hendaklah kita terus menuju kepada kesempurnaan; jangan lagi membentangkan landasan pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang membawa kepada mati, dari hal iman kepada Allah, dari hal ajaran baptisan, dan dari hal meletakkan tangan atas orang, dan dari hal kebangkitan dari orang mati, dan dari hal hukuman yang kekal. Ini akan kita lakukan, jika Allah ijinkan. Karena adalah tidak mungkin untuk memperbaharui kembali mereka kepada pertobatan, yaitu mereka yang pernah sekali diterangi hatinya, dan yang telah merasakan karunia semawi, dan yang sudah sama-sama beroleh bagian dari karunia Rohulkudus, dan yang telah merasakan Firman Allah yang baik itu, berikut dengan segala kuasa dunia yang akan datang, jika mereka itu kembali jatuh keluar, oleh sebab mereka menyalibkan kembali kepada dirinya sendiri Anak Allah secara segar, dan membuat-Nya malu secara terbuka.” Ibrani 6:1–6. Mempersiapkan cadangan untuk dosa ialah seolah-olah menggali bagimu sendiri kubur yang kekal.

Rabu - 13 Juli

Warisan Abadi

1 Petrus 1:6-9

Apakah yang dikatakan Petrus?

“Dalam masa pencobaan ini kita perlu saling menguatkan dan saling menghibur satu sama lain. Pencobaan-pencobaan dari Setan sekarang lebih besar daripada yang pernah ada sebelumnya, sebab dia tahu bahwa waktunya sudah singkat, dan bahwa tidak akan lama lagi segala perkara akan diputuskan, apakah untuk kehidupan atau untuk kematian. Bukan waktunya sekarang tenggelam di bawah keputusasaan dan pencobaan; kita harus bertahan di bawah segala penderitaan kita, dan percaya sepenuhnya kepada Allahnya Yakub yang Mahakuasa. Tuhan telah menunjukkan kepadaku bahwa kasih karuniaNya adalah cukup untuk semua pencobaan kita; dan walaupun pencobaan-pencobaan itu lebih besar daripada yang sebelumnya, jika kita percaya sepenuhnya kepada Allah, maka kita bisa mengatasi setiap pencobaan, dan melalui karuniaNya kita keluar sebagai pemenang. CET 103.1

“Jika kita mengatasi pencobaan-pencobaan kita, dan memperoleh kemenangan atas pencobaan-pencobaan Setan, maka kita bisa bertahan atas pencobaan iman kita, yang lebih berharga daripada emas, dan kita pun menjadi lebih kuat dan lebih siap menghadapi pencobaan yang berikutnya. Tetapi jika kita tenggelam dan menyerah kepada pencobaan-pencobaan Setan, maka kita akan melemah dan tidak mendapat ganjaran atas pencobaan itu, dan tidak akan siap menghadapi pencobaan yang berikutnya. Dengan cara seperti ini, kita akan menjadi lemah dan semakin lemah, sampai kita ditawan oleh Setan sesuai keinginannya. CET 103.2

“Kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, dan bersiap kapan saja menghadapi konflik dengan kuasa-kuasa kegelapan. Bilamana pencobaan-pencobaan dan godaan-godaan datang dengan cepat mendatangi kita, maka marilah kita menghadap Allah, dan mengungkapkan kesusahan hati kepadaNya di dalam doa. Dia tidak akan membiarkan kita pergi dengan hampa, tetapi Dia akan memberi kita karunia dan kekuatan untuk menang, dan mematahkan kuasa musuh itu. Oh, seandainya semua orang bisa melihat perkara-perkara ini dalam terangnya yang sebenarnya, dan tahan akan kekerasan seperti prajurit-prajurit yang baik milik Yesus! Maka Israel akan bergerak maju, kuat di dalam Allah, dan di dalam kekuatan kuasa-Nya.” CET 103.3

Kamis - 14 Juli

Pencobaan oleh Api

Roma 8:28

Apa yang akan kamu katakan kepada Alex ?

“Di dalam hidup ini kita harus menemui pencobaan yang berapi-api dan membuat pengorbanan yang mahal, tetapi kedamaian Kristus adalah upahnya. Terdapat begitu sedikit penyangkalan diri, begitu sedikit penderitaan demi Kristus, sehingga Salib itu hampir sepenuhnya dilupakan. Kita harus mengambil bagian dengan Kristus dan penderitaan-Nya, apabila kita hendak duduk dalam kemenangan bersama Dia di tahta-Nya. Selama kita memilih jalan pemanjaan diri yang mudah, dan takut untuk penyangkalan diri, maka iman kita tidak akan pernah menjadi kuat, dan kita tidak dapat mengetahui kedamaian dari Yesus, juga tidak kegembiraan yang datang melalui kemenangan yang disadari. Yang paling ditinggikan dari bala tentara yang ditebus yang berdiri dihadapan tahta Allah dan Anak Domba, berjubah putih, mengetahui konflik yang mengalahkan, karena mereka telah keluar melalui kesusahan besar. Mereka yang telah menyerah kepada keadaan daripada terlibat di dalam pertempuran ini, tidak akan tahu bagaimana untuk berdiri pada hari itu ketika penderitaan akan menimpa setiap jiwa, ketika, meskipun Nuh, Ayub dan Daniel berada di tanah itu, mereka tidak dapat menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, karena setiap orang harus melepaskan jiwanya oleh kebenarannya sendiri. CET 189.4

“Tidak seorangpun perlu mengatakan bahwa kasusnya adalah tanpa harapan, sehingga dia tidak dapat menjalani kehidupan seorang Kristen. Persediaan yang cukup telah dibuat dengan kematian Kristus bagi setiap jiwa. Yesus adalah penolong kita yang selalu ada pada waktu diperlukan. Hanya dengan memanggil Dia didalam iman, dan Dia berjanji untuk mendengar dan menjawab permohonanmu.” CET 190.1

Jumat - 15 Juli

Pelajaran Lanjutan

“Marilah kita perhatikan gambaran tentang kekuatan penopang prinsip agama yang teguh. Bahkan ketakutan akan kematian tidak dapat membuat Daud yang lemah meminum air Betlehem, dimana untuk dapat memperolehnya, orang-orang yang gagah berani mempertaruhkan nyawa mereka. Gua singa yang menganga tidak dapat menghalangi Daniel dari doanya setiap hari, bahkan tungku api yang menyala-nyala tidak dapat membuat Sadrakh dan rekan-rekannya berlutut di hadapan berhala yang didirikan oleh Nebukadnezar. Orang-orang muda yang memiliki prinsip yang teguh akan menjauhkan diri dari kepelesiran, tahan menghadapi rasa sakit, dan bahkan berani menghadapi gua singa dan perapian yang menyala-nyala daripada dianggap tidak setia kepada Allah. Perhatikanlah karakter Yusuf. Kebaikannya sangat diuji, tetapi kemenangannya adalah sempurna. Di setiap hal, orang muda yang luhur itu mengalami ujian. Prinsip agung dan yang tak tergoyahkan yang sama muncul di setiap pencobaan. Allah menyertai dia, dan firman-Nya adalah hukum. 5T 43.2

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org