Semua Bangsa dan Babel

Pelajaran 5, Triwulan ke-2, 23-29 April 2022

img rest_in_christ
Bagikan pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 23 April

Ayat Hafalan:

“Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.” – Kejadian 11:9


Orang mungkin akan mengira, bahwa sesudah bencana air bah itu dunia sudah akan menaruh hormat yang setinggi-tingginya terhadap agama dan terhadap para nabi Allah. Namun bukan itu persoalannya. Orang-orang sebelum air bah itu tidak percaya terhadap ramalan Nuh, bahwa akan ada suatu air bah, sehingga dengan begitu mereka menolak untuk masuk ke dalam bahtera! Tetapi air bah itu datang dan mereka binasa semuanya. Orang-orang sesudah air bah tidak percaya akan ramalannya, bahwa tidak akan ada lagi suatu air bah yang lain, sehingga mereka mulai membangun tugu Babil itu! Tetapi setelah Allah menyaksikan tugu yang menjulang langit itu, maka Ia lalu menghancurkan puncaknya dan mengacaukan bahasa para tukangnya. Artinya, Ia menghapuskan bahasa mereka itu sendiri dari ingatannya dan mengukirkan ke dalam mereka bahasa-bahasa yang ada sekarang. Demikianlah Ia melahirkan berbagai suku bangsa dan bahasa-bahasa yang kini kita temukan bahkan di bagian-bagian bumi yang terpencil sekalipun.

Minggu - 24 April

Kutukan Ham

Kejadian 9:18-27

Apakah pekabaran dalam Kejadian 9:18-27?

Nuh sambil berkata-kata melalui ilham, meramalkan sejarah tiga ras yang besar yang akan muncul dari bapa-bapa umat manusia itu. Menelaah keturunan Ham, melalui anak gantinya bapa, Nuh berkata: “Laknatlah si Kanaan; biarlah ia menjadi hamba segala saudaranya.” Kejahatan Ham yang luar biasa menunjukkan bahwa sikap hormat terhadap orang tua telah lama hilang dari jiwanya, dan hal itu menyatakan adanya kekejian serta kejahatan wataknya. Sifat-sifat yang jahat ini diteruskan di dalam diri Kanaan dan turunannya, yang ke atasnya pehukuman Allah telah dijatuhkan oleh sebab dosa mereka yang terus-menerus. PP 117.2

Di lain pihak, sikap hormat yang dinyatakan oleh Sem dan Yafet terhadap bapa mereka dan dengan cara demikian terhadap hukum ilahi, menjanjikan satu masa depan yang gemilang bagi turunannya. Tentang anak-anak ini dikatakan: “Segala puji bagi Tuhan, yaitu Allahnya Sem, maka Kanaan akan menjadi hambanya. maka Allah akan meluaskan Yafet sehingga ia akan menduduki kemah-kemah Sem; maka Kanaan akan menjadi hambanya.” Garis keturunan Sem akan menjadi asal daripada umat pilihan, asal umat perjanjian Tuhan, asal Penebus yang dijanjikan itu. Tuhan adalah Allah Sem. Darinya akan turun Ibrahim dan bangsa Israel, yang melaluinya Kristus akan datang. Berbahagialah bangsa yang Allahnya itu.” Dan “Yafet” akan tinggal di dalam tenda Sem.” Di dalam berkat-berkat Injil itu ke keturunan Yafet, terutama sekali akan ikut ambil bahagian. PP 117.3

Keturunan Kanaan merosot ke dalam suatu bentuk kekafiran yang paling keji. Sekalipun kutuk yang diucapkan nabi itu menetapkan mereka kepada perbudakan, kutuk tersebut ditunda kegenapannya selama berabad-abad lamanya. Tuhan bersikap panjang sabar terhadap kekejian serta kejahatan mereka sampai mereka ditolak dan menjadi hamba-hamba kepada keturunan Sem dan Yafet.

Senin - 25 April

Silsilah Kejadian

Lukas 3: 23-38

Apa tujuan dari silsilah kejadian ini di dalam Alkitab?

“Maka akan jadi kelak pada hari itu“, demikianlah firman nubuatan dalam hubungan ini, “bahwa Tuhan akan kembali mengangkat tangan-Nya pada kedua kalinya untuk mendapatkan kembali umat-Nya yang lagi tinggal itu, yang lagi tinggal dari Assiria, dan dari Mesir, dan dari Patros, dan dari Kush, dan dari Elam, dan dari Shinar, dan dari Hamath, dan dari pulau-pulau yang di lautan. Maka Ia akan menegakkan suatu tanda alamat bagi segala bangsa, dan akan dihimpunkan-Nya segala orang Israel yang sudah terhalau itu, dan mengumpulkan bersama semua orang Yehuda yang tercerai-berai itu dari empat penjuru bumi. Dan akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Tuhan akan mengirik mulai dari saluran sungai itu sampai ke aliran di Mesir, maka kamu akan dihimpunkan satu demi satu, hai bani Israel.” Yesaya 11 : 11, 12; 27 : 12.

Oleh sebab itu, karena sejarah, logika, dan Injil mengkombinasikan kenyataan-kenyataan sekaliannya untuk membuktikan secara bersyarat, bahwa Allah telah memeliharakan silsilah keturunan dari cabang yang terpilih dari bangsa manusia ke depan sejak dari Adam sampai kepada Nuh (Matius 1 : 1 - 17), dan ke belakang sejak dari Yesus sampai kepada Adam (Lukas 3 : 23 - 38), maka Ia harus juga, demi untuk suatu alasan yang sama, dapat memeliharakan identitas dari umat pilihan yang ada sekarang. Dan ini, kita saksikan, adalah tepat sama dengan yang diperbuat-Nya dalam menentukan garis keturunan dari mereka yang 144.000 itu, yaitu “berasal dari semua suku bangsa bani Israel”. Wahyu 7 : 4. Dan sungguhpun kita belum mengetahui siapakah kita ini, maka Dia Yang Maha Mengetahui semua dari hal kita, bahkan sampai kepada helai rambut yang terakhir dari masing-masing kepala kita, Ia mengetahui dengan tepat asal usul keturunan kita, walaupun mereka yang dari antara kita itu yang akan kelak dihimpun dari benih Yakub, oleh nabi itu dikatakan, adalah “seperti pasir di laut”, sebaliknya secara perbandingan, bangsa Yahudi yang dapat dikenal pada waktu ini hanya berupa segelintir manusia di antara bangsa-bangsa, sehingga oleh karenanya mereka tidak mungkin pada waktu ini tergolong orang-orang yang diaplikasikan dengan -- Sebutan-Sebutan Israel, Ephraim, Yusuf Itu.

Selasa - 26 April

Satu Bahasa

Kejadian 11:1-4

Mengapa orang-orang di seluruh bumi sangat ingin mencapai persatuan?

Sekalipun hukuman ini berikut objek pelajarannya, namun segera setelah penduduk bumi kembali meningkat berlipat ganda banyaknya sesudah air bah itu, maka dosapun ikut meningkat berlipat ganda. Dan walaupun orang banyak itu tak dapat berbuat lain selain mengakui akan kebenaran ramalan Nuh mengenai air bah itu, namun mereka tetap saja tidak mempercayainya dalam ramalan berikutnya; yaitu ramalan yang mengatakan bahwa tidak akan ada lagi “air bah membinasakan bumi.” Kejadian 9 : 11. Bahkan pelangi di dalam awan-awan, yaitu tanda alamat milik Tuhan mengenai janji-Nya untuk tidak lagi membanjiri bumi dengan air bah pada kedua kalinya, itupun gagal untuk menginsyafkan mereka.

Betapa rahasianya dosa itu sesungguhnya! Pertama sekali mereka tidak mau percaya bahkan pada kemungkinan datangnya air bah, dan berikutnya mereka tidak mau percaya pada ketidak-mungkinannya datang sesuatu air bah. Sesungguhnya, penilaian terhadap orang-orang yang tidak percaya adalah sama saja bodohnya dengan penilaian terhadap seorang wanita desa yang setelah pertama kali ia melihat sebuah kereta api diam di atas relnya, maka dengan tegas ia menyatakan : “Kereta itu tidak akan pernah berjalan!” Kemudian setelah ia melihat kereta itu berjalan, maka kembali ia menyatakan dengan tegas sama seperti pada sebelumnya : “Kereta itu tidak akan pernah berhenti!” Demikianlah selagi roh tidak percaya terhadap Firman masih selalu melumpuhkan pikiran dan merendahkan tubuh kepada dosa dan kebusukan, maka sekalipun dalam zaman sewaktu orang-orang masih kokoh kuat dan panjang umurnya, roh yang sama itu pun masih tetap memiliki pegangan yang jauh lebih besar atas manusia di waktu ini.

Gantinya membebaskan mereka itu daripada ketakutan, Firman Allah yang diucapkan oleh perantaraan Nuh itu malahan telah mendorong orang-orang sesudah air bah itu untuk merasa bahwa ada suatu kebutuhan yang tak dapat dihindari, yaitu mendirikan tugu Babil sebagai pertahanan menghadapi sesuatu air bah yang kedua. Namun, karena ketidakpercayaan dan ketakutan mereka yang palsu itu tidak berkenan kepada-Nya, maka Tuhan telah menunjukkan ketidakpuasan-Nya dengan cara mengganggu proyek pembangunan mereka yang jahat dan bodoh itu sebagai berikut : Ia membinasakan tugu mereka itu dan Ia mengacaukan bahasa mereka. Demikianlah halnya bahwa kekacauan di Babil itu (Kejadian 11 : 8, 9) telah melahirkan suku-suku bangsa dan bahasa-bahasa yang ada sekarang.

Akhirnya, sementara para tukang yang kacau balau itu memisahkan diri berkelompok-kelompok, maka orang-orang yang saling bertetangga mulailah bersengketa satu dengan yang lainnya. Dan setelah sekian lamanya mereka bertumbuh menjadi bangsa-bangsa, maka pertikaian-pertikaian mereka itupun bertumbuh menjadi peperangan-peperangan. Oleh sebab itu, kebenaran sejarah yang menyatakan bahwa semua peperangan itu untuk pertama kalinya pecah sesudah kekacauan bahasa-bahasa, menunjukkan bahwa kuda merah itu dan pengendaranya pada khususnya, menggambarkan periode sejarah dimana tugu Babil itu dimusnahkan dan dimana perdamaian membuka jalan bagi peperangan-peperangan.

Rabu - 27 April

“Baiklah Kita Turun”

Kejadian 11:4-7

Mengapa Allah turun ke bumi sini?

Mereka yang takut akan Tuhan berseru kepadaNya agar segera turun tangan. “Maka turunlah Tuhan hendak melihat negeri dan menara yang diperbuat oleh segala anak Adam itu.” Di dalam rahmat kepada dunia ini, Ia telah menggagalkan maksud tujuan pembangun-pembangun menara itu, dan menghancurkan tugu peringatan pemberontakan mereka. Di dalam kemurahanNya Ia telah mengacaukan bahasa mereka, dengan demikian menghentikan rencana pemberontakan mereka. Tuhan bersikap panjang sabar terhadap kejatuhan manusia, dengan memberikan kepada mereka kesempatan yang cukup untuk bertobat; tetapi Ia memperhatikan segala usaha mereka untuk menentang kekuasaan hukumNya yang adil dan suci itu. Dari waktu ke waktu tangan yang tidak terlihat itu, yang memegang tongkat pemerintahan diulurkan untuk membendung kejahatan. Bukti yang nyata telah diberikan bahwa Khalik semesta alam, Seorang yang tidak terbatas dalam kebijaksanaan, kasih dan kebenaran, adalah Penguasa tertinggi sorga dan dunia, dan bahwa tidak seorangpun dapat menghinakan kekuasaanNya tanpa menerima hukuman. PP 123.2

Kamis - 28 April

Penebusan Orang yang Terasing

Kejadian 11:8, 9; 9:1

Mengapa dispersi Allah adalah penebusan?

Bukanlah maksud Allah, bahwa orang banyak itu harus tinggal bersusun-susun di lembah Shinar itu, melainkan agar supaya mereka itu menyebar diri ke mana-mana memenuhi seluruh bumi. Dan begitulah pada waktu mereka menolak untuk mematuhi perintah-Nya, maka diberikan-Nya kepada mereka yang terbaik berikutnya yang Ia miliki bagi mereka, maka itulah yang harus mereka patuhi.

Pekerjaan manusia yang tidak bergantung kepada Allah dan bertentangan terhadap pekerjaan-Nya, sebagai anda saksikan, akan pasti menemui kehancuran. Sebuah rumah yang dibangun di atas pasir tidak dapat bertahan melawan angin ribut, maka tak seorang pun mungkin dapat mengalahkan kehendak Allah bagi manusia. Janganlah membodohi dirimu dengan cara mencoba-coba.

Untuk mempelajari sebuah bahasa di dalam sekolah-sekolah manusia dibutuhkan bertahun-tahun lamanya, tetapi di dalam sekolah Allah itu hanya membutuhkan sejenak saja. Ia dapat menghapuskan suatu bahasa dari otak manusia lalu mengukirkan ke dalamnya suatu bahasa yang lain, dan pada saat yang sama merubah susunan bentuk wajahnya dan warna kulitnya. Sesungguhnya, Allah dapat melakukan semua ini lebih cepat daripada yang dapat dilakukan seorang dokter gigi dalam mencabut gigi. Tetapi apakah suatu perubahan itu dibuat demi untuk kebaikan atau untuk kejelekan, semua itu bergantung pada pribadi orang yang bersangkutan.

Jumat - 29 April

Pelajaran Lanjutan

Di tempat ini mereka bermaksud untuk mendirikan sebuah kota besar dan di dalamnya sebuah menara yang begitu tinggi, sehingga akan merupakan keajaiban dunia. Usaha ini dimaksudkan untuk mencegah agar jangan orang banyak itu tersebar luas dalam kelompok-kelompok. Tuhan telah memerintahkan mereka untuk pergi tersebar luas di seluruh permukaan bumi ini, untuk memenuhi dan berkuasa atasnya; tetapi pembangun-pembangun menara Babel ini bertekad untuk membentuk satu masyarakat yang tergabung dalam satu badan, dan membangun satu kerajaan yang akhimya akan mencakup seluruh dunia ini. Dengan demikian kota mereka itu akan merupakan satu kota metropolitan dari pada kerajaan dunia itu; kemuliaannya akan membuat dunia mengaguminya dan menghormatinya dan menjadikan pembangun-pembangunnya sebagai orang-orang yang termasyhur. Menara yang megah ini, yang puncaknya menjulang ke angkasa dimaksudkan sebagai satu tugu peringatan akan kekuasaan dan kebijaksanaan pembangun-pembangunnya, dan mengabadikan kemasyhuran mereka kepada generasi mendatang. PP 118.5

Whatsapp: (+62)812-8772-7543 , (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org