Asal Usul Abraham

Pelajaran 6, Triwulan ke-2, 30 April-6 Mei 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 30 April

Ayat Hafalan:

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Ibrani 11:8


Setelah tercerai-berainya manusia dari Babel, kembali penyembahan berhala merajalela hampir di segenap penjuru bumi ini, dan Tuhan akhirnya membiarkan orang-orang berdosa yang keras kepala itu mengikuti jalan mereka yang jahat, sementara Dia memilih Abraham, dari garis keturunan Sem, dan menjadikan dia sebagai pemelihara hukumNya bagi generasi-generasi mendatang. Abraham telah dibesarkan di tengah-tengah tahayul dan kekafiran. Sedangkan rumah tangga bapanya, yang olehnya pengetahuan akan Allah telah dipelihara, menyerah kepada pengaruh-pengaruh yang menyesatkan yang ada di sekeliling mereka, dan mereka “melayani dewa-dewa lain” gantinya Tuhan. Tetapi iman yang benar tidak dibiarkan untuk jadi musnah. Tuhan selalu memelihara satu umat yang sisa untuk melayani Dia. Adam, Set, Henokh, Metusalah, Nuh, Sem, dalam satu garis yang tak terputus, dari zaman ke zaman telah memelihara kenyataan-kenyataan yang berharga dari kehendakNya. Anak Terah telah menjadi pewaris harta yang suci itu. Penyembahan berhala menggodanya dari segala penjuru tetapi tidak berhasil. Setia di antara orang-orang yang tidak setia, tak ternoda oleh kemurtadan yang tengah merajalela, ia berpegang teguh kepada penyembahan kepada satu Allah yang benar. “Tuhanpun dekat kepada segala orang yang berseru kepadanya, yaitu segala orang yang berseru kepadanya dengan sebenarnya.” Mazmur 145:18. Ia menyampaikan kehendakNya kepada Abraham, dan memberikan kepadanya satu pengetahuan yang jelas akan tuntutan-tuntutan hukumNya, dan tentang keselamatan yang akan dilaksanakan melalui Kristus.” PP 125.1

Minggu - 1 Mei

Keberangkatan Abraham

Kejadian 12:1-9

Mengapa Allah memanggil Abram untuk meninggalkan negeri dan keluarganya? Bagaimana tanggapan Abram?

"Orang - orang, saudara - saudara, dan bapa - bapa, dengarkanlah; Allah yang maha mulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, dan berfirman kepadanya, Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu." Kisah 7:2, 3. "Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya" (Kej. 12:4), dan pergi pada pimpinanNya ke Kanaan, dimana dia tinggal, meskipun Tuhan "tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak." Acts 7:5.

“Pekabaran dari Allah datang kepada Abraham, “Keluarlah engkau dari negerimu dan daripada kaum keluargamu dan dari dalam rumah bapamu, pergilah ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu kelak.” Agar supaya Allah dapat melayakkan dia bagi tugasnya yang besar sebagai pemelihara hukum-hukum yang suci itu, Abraham harus dipisahkan dari pergaulan masa kanak-kanaknya. Pengaruh kaum kerabat dan sahabat-sahabatnya akan menghalangi latihan-latihan yang akan Tuhan berikan kepada hambaNya. Karena Abraham sekarang, dengan satu cara yang istimewa mempunyai hubungan dengan sorga, ia harus hidup di antara orang-orang asing. Tabiatnya harus berbeda daripada orang-orang di dalam dunia ini. Ia sendiri tidak dapat menjelaskan segala tindakan yang telah diambilnya agar dapat dimengerti oleh sahabat-sahabatnya. Perkara-perkara rohani harus dipahami secara rohani, motif yang menggerakkan tindakannya tidak dapat dipahami oleh kaum keluarganya yang menyembah berhala-berhala itu.” PP 126.1

Senin - 2 Mei

Pencobaan di Mesir

Kejadian 12:10-20

Mengapa Abraham meninggalkan Tanah Perjanjian untuk pergi ke Mesir? Bagaimana sikap Firaun dibandingkan dengan sikap Abraham?

Abraham melanjutkan perjalanannya ke arah selatan, dan sekali lagi imannya telah diuji. Hujan tidak turun, di lembah-lembah mata air telah menjadi kering, dan rumput-rumput di padang menjadi layu. Kawanan kambing dan domba tidak mendapati padang rumput dan kelaparan mengancam semua pengikutnya. Sekarang ini tidakkah Abraham meragukan pimpinan Allah? Tidakkah sekarang ini ia menoleh kembali dengan penuh kerinduan ke padang-padang Kasdim yang subur itu? Semua orang dengan perhatian mengamat-amati apa yang akan dilakukan oleh Abraham, sementara kesulitan demi kesulitan datang menimpanya. Selama kepercayaannya kelihatan tak tergoncangkan, mereka merasa bahwa ada pengharapan; mereka merasa pasti bahwa Allah adalah Sahabatnya, dan Ia masih tetap memimpinnya. PP 128.2

Abraham tidak dapat menerangkan pimpinan Allah, ia belum mengerti sepenuhnya akan apa yang diharapkannya, tetapi ia berpegang teguh kepada janji itu. “Aku akan memberkati engkau dan menjadikan namamu besar; dan engkau akan menjadi berkat. Dengan doa yang sungguh-sungguh ia memikirkan bagaimana caranya untuk menyelamatkan hidup dari pada pengikut-pengikutnya, dan juga kawanan kambing dombanya, tetapi ia tidak membiarkan keadaan sekeliling menggoncangkan imannya akan firman Allah. Untuk melepaskan diri dari bala kelaparan ia pergi ke Mesir. Ia tidak tinggalkan Kanaan, atau di dalam kesulitannya kembali ke Ur Kasdim dari mana ia telah datang, di mana tidak pernah kekurangan roti; tetapi ia mencari satu tempat perlindungan sementara yang paling dekat ke Negeri Perjanjian dengan maksud untuk segera kembali ke tempat yang telah ditetapkan Tuhan baginya itu. PP 129.1

Tuhan di dalam pimpinan-Nya telah mendatangkan ujian ini kepada Abraham untuk mengajarkan kepadanya pelajaran-pelajaran tentang berserah, sabar dan iman—pelajaran-pelajaran yang harus dicatat demi keuntungan semua orang yang di kemudian hari dipanggil untuk menahan penderitaan. Tuhan menuntun anak-anak-Nya melalui satu jalan yang mereka tidak ketahui, tetapi Ia tidak melupakan atau meninggalkan mereka yang berharap kepada-Nya. Ia mengizinkan penderitaan menimpa diri Ayub, tetapi Ia tidak meninggalkannya. Ia membiarkan Yohanes yang kekasih dibuang ke Pulau Patmos yang terpencil tetapi Anak Allah menemuinya di sana dan khayalnya dipenuhi oleh pemandangan-pemandangan yang dipenuhi oleh kemuliaan yang baka. Allah mengizinkan penggodaan menyerang umat-Nya agar oleh ketetapan hati serta penurutan mereka, mereka sendiri akan diperkaya secara rohani dan agar teladan hidup mereka dapat menjadi sumber kekuatan bagi orang lain. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11. Kesukaran-kesukaran yang menguji iman kita dengan hebatnya, dan yang menjadikan seolah-olah Tuhan telah meninggalkan kita, harus memimpin kita untuk datang lebih dekat kepada Kristus agar kita dapat meletakkan segala beban kita di kaki-Nya dan mengalami damai yang akan diberikan kepada kita sebagai penggantinya. PP 129.2

Selasa - 3 Mei

Abram dan Lot

Kejadian 13:1-18

Apa yang diajarkan cerita ini kepada kita tentang pentingnya karakter ?

Dari kesaksian Ilham telah kita pelajari bahwa Abraham dan Lot telah menjadi sedemikian kaya sehingga mereka harus membubarkan persekutuan mereka lalu menempati bagian - bagian tanah yang terpisah. Abraham mengusulkan agar Lot lebih dulu memilih tanah yang dikehendakinya, dan Abraham akan mengambil yang sisanya. Lot telah memilih semua tanah datar dan meninggalkan daerah - daerah perbukitan bagi Abraham. Barangkali dari segi usaha pilihan Lot itu baik, tetapi dari pandangan Allah itu adalah jelek. Dalam mengambil pilihannya Lot telah gagal melihat atau mempertimbangkan akan kenyataan bahwa ia telah banyak sekali diberkati karena telah bersekutu dengan pamannya Abraham. Ia hanya memikirkan kepentingan hari depan pribadinya. Meskipun demikian, Abraham tidak berkeberatan terhadap pilihan Lot itu. Ia dengan senang hati mengambil daerah - daerah perbukitan.

Dalam perjalanan waktu Lot telah pindah masuk ke kota dimana ia telah menjadi lebih miskin dan lebih miskin. Pada akhirnya malaikat Tuhan harus menyelamatkannya, lalu ia keluar dengan tiada sesuatu apapun. Berbeda secara mencolok dengan pengalaman Lot yang hancur itu, Abraham makin hari makin kaya, dan Allah pada akhirnya telah mengaruniakan kepadanya seluruh tanah itu. Apakah rahasia dari keberhasilan Abraham itu? - - Allah sendiri yang telah membuat Abraham menjadi makmur setelah Ia menyaksikan Abraham setia dalam segala perkara. Apabila kita setia dalam segala perkara Ia akan memberikan kita juga dengan lebih berkelimpahan.

Rabu - 4 May

Koalisi Babel

Kejadian 14:1-17

Apa yang penting dari perang yang terjadi tepat setelah pemberian Tanah Perjanjian? Apa yang diajarkan dari cerita ini kepada kita tentang Abram?

Saudara ketahui, Abraham, mulai diterima pada sekolah Allah pada waktu Allah memanggilnya untuk meninggalkan rumah bapanya dan pergi ke suatu negeri yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Ia membawa serta apa saja yang dimilikinya, dan ia membawa juga sertanya keponakannya laki - laki dalam persekutuan. Semenjak dari mulanya mereka maju pesat sekali, dan usaha mereka berkembang dengan begitu cepat sehingga untuk mengawasinya mereka harus menyebar dan berpisah,

Abraham mengambil baginya daerah yang berbukit - bukit setelah lebih dulu Lot memilih daerah lembah yang subur yang letaknya dekat dengan pasar - pasar dari Sodom dan Gomorah. Disana keluarga Lot meninggalkan sekolah Allah dan memasuki sekolah manusia. Sungguhpun demikian Abraham dan seisi rumahnya tetap tinggal dalam sekolah Allah, sambil belajar bagaimana membuat bukit - bukit itu menjadi daerah subur yang dapat memberikan hasil - hasil yang baik. Abraham menjadi “sangat kaya”, tetapi Lot sangat miskin. Saudara lihat, Abraham dalam sekolah Allah telah menjadi pengusaha yang terbesar di dunia pada masanya. Ia telah belajar untuk membuat sesuatu dari yang tidak ada sekalipun. Lagi pula, ia juga adalah seorang jenderal yang terbesar di dunia, karena saudara ingat bahwa hanya dengan sedikit anggotanya ia telah berhasil mengalahkan lima orang raja, merampas semua kekayaan mereka, dan mengembalikan semua harta benda itu kepada para pemiliknya yang sah. Semua ini telah dilakukannya tanpa kehilangan seorang prajuritpun! Lebih jauh ia juga membesarkan seorang puteranya yang pernah dengan rela menyerahkan dirinya untuk dibakar diatas sebuah medzbah pembakaran korban untuk kepentingan agama dari ayahnya.

Kamis - 5 Mei

Perpuluhan Melkisedek

Kejadian 14:18-24, Ibrani 7:1 - 10

Siapa Melkisedek ? Mengapa Abraham memberikan perpuluhannya kepada imam ini yang tampaknya munculnya entah darimana.

Kristuslah yang berbicara melalui Melkisedek, imam dari Allah yang Maha Tinggi. Melkisedek bukanlah Kristus, tetapi dia adalah suara Allah di dunia, perwakilan dari Bapa…. 1 SM 409.3

Banyak orang akan menemui semua tuntutan dan kewajiban yang rendah, dan meninggalkan kepada Allah hanya hasil panen yang terakhir, jika ada. Jika tidak, pekerjaannya harus menunggu sampai musim yang lebih menyenangkan. Itu bukanlah jalan yang ditempuh oleh Abraham. Sekembalinya dari perjalanan militer yang sukses, dia bertemu dengan Melkisedek, “raja Salem, dan imam Allah yang Maha Tinggi”. Orang suci ini memberkati Abraham dalam nama Tuhan, dan bapa bangsa ini memberikan kepadanya perpuluhannya dari semua barang rampasan sebagai penghargaan rasa terima kasih kepada Penguasa bangsa - bangsa. RH May 16, 1882, par. 24

Jumat - 6 Mei

Pelajaran Lanjutan

Karena Lot maupun Abraham terlihat dalam silsilah keturunan Kristus, maka pertanyaan dengan sendirinya timbul : “Mengapa kedua orang ini begitu besar dihormati?” maka jawabannya yang menunggui kita adalah : Abraham memperoleh hormat yang besar ini karena ia setia kepada firman Allah dan ia tidak pernah mempermasalahkannya, walaupun segala perkara tampaknya tertuju untuk memenuhi perkara-perkara itu sendiri bertentangan dengan kepentingan-kepentingannya dan janji-janji Allah. Walaupun Allah telah menjanjikan untuk memberikan tanah itu kepadanya dan keturunannya bagi suatu harta pusaka yang kekal, Abraham secara pribadi tidak pernah menerima apa yang dijanjikan itu. Di samping menjalani ujian-ujian iman yang sangat berat ini, ia telah menunggu dua puluh lima tahun lamanya terhadap anak yang dijanjikan itu, hanya untuk diperintahkan supaya apabila anak satu-satunya itu telah menjadi seorang pemuda, supaya mempersembahkannya sebagai suatu korban bakaran. Namun, melewati setiap cobaan ia tidak pernah lepas imannya dari Allah, melainkan sepenuhnya ia menaruh harap kepadaNya dan mematuhi semua perintah-Nya tanpa syarat. Karena alasan inilah Allah menghormati dia.

Namun pelajaran besar yang bisa dipetik di sini bukan hanya lebih banyak dari pengalaman Abraham daripada pengalamannya Lot, karena walaupun Lot kurang bermurah hati seperti Abraham, dan tidak begitu rela untuk hidup terpisah dari dunia, namun imannya pada janji-janji Allah kepada Abraham itu adalah sama kuatnya seperti iman Abraham sendiri, bahkan dalam beberapa hal imannya malahan lebih besar; karena Allah berbicara kepada Abraham secara pribadi, sedangkan kepada Lot Ia berbicara melalui Abraham. Oleh sebab itu, maka Lot sudah harus memiliki keyakinan yang penuh, bahwa Allah telah berbicara kepadanya melalui Abraham.

Apalagi, karena di zaman Abraham itu belum terdapat satupun Alkitab oleh mana dapat dibuktikan apakah perginya dia keluar dari rumah orang tuanya itu benar-benar menggenapi nubuatan, bahwa Allah benar-benar sedang memimpin dia untuk pergi meninggalkan Ur Kasdim itu untuk menuju ke suatu tanah yang letaknya pun ia sendiri tidak tahu (Ibrani 11 : 8, 9), maka kita saksikan bahwa Lot adalah tidak seperti kebanyakan orang di zaman sekarang ini, yang mempertanyakan dan mengkritik apa saja kebenaran yang dibukakan. Tanpa sedikitpun pertanyaan dan keragu-raguan ia menaruh harap sepenuhnya kepada Allahnya Abraham, dan dengan keyakinan penuh ia ikut dalam pencarian terhadap tanah perjanjian itu.

Whatsapp:(+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org